WHO Berikan Kabar Baik,Jangan Panik Soal Varian Omicron

  Oleh : Suarariau.co
   : info@suarariau.co
  2021-12-05 09:15:50 WIB
Kita perlu bersiap dan berhati-hati, tidak panik, Kita perlu bersiap dan berhati-hati, tidak panik," kata ilmuwan top WHO Soumya Swaminathan.(FOTO/INt)

SuaraRiau.co -Dunia seharusnya tidak panik tentang varian baru Omicron dari Covid-19 tetapi harus bersiap.Demikia  kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Berbicara di sebuah konferensi pada hari Jumat (3/12/2021) ilmuwan top WHO Soumya Swaminathan mengatakan situasi sekarang sangat berbeda dengan tahun lalu.

Laporan menunjukkan Omicron telah ditemukan di hampir 40 negara.

Masih belum jelas apakah varian yang sangat bermutasi lebih menular atau lebih mampu menghindari vaksin.

Data awal yang dilaporkan oleh para ilmuwan di Afrika Selatan  tempat varian pertama kali terdeteksi  menunjukkan bahwa Omicron dapat menghindari kekebalan terhadap Covid-19, meskipun para ahli memperingatkan bahwa analisis tersebut tidak pasti.

Dr Swaminathan mengatakan pada konferensi bahwa varian itu "sangat mudah menular", mengutip data dari Afrika Selatan, dan mengatakan itu mungkin bisa menjadi jenis yang dominan di seluruh dunia  meskipun ini sulit diprediksi. Delta saat ini menyumbang 99% kasus secara global, tambahnya.

"Seberapa khawatir? Kita harus siap dan hati-hati, jangan panik, karena kita berada dalam situasi yang berbeda dengan tahun lalu," katanya.

Sementara itu direktur kedaruratan WHO Mike Ryan mengatakan dunia saat ini memiliki vaksin yang sangat efektif melawan Covid-19, dan fokusnya harus pada mendistribusikannya secara lebih luas. Dia mengatakan tidak ada bukti untuk mengubah jab ini untuk menyesuaikannya dengan varian Omicron baru.

Negara-negara di seluruh dunia telah mengumumkan larangan perjalanan terhadap negara-negara Afrika selatan setelah deteksi pertama Omicron.

Pejabat AS telah mewajibkan semua pelancong internasional ke AS untuk mengikuti tes Covid tidak lebih dari satu hari sebelum perjalanan. Itu terjadi setelah pihak berwenang memperketat aturan perjalanan AS sehubungan dengan varian tersebut.

Omicron kini telah terdeteksi di setidaknya enam negara bagian AS termasuk Hawaii, di mana para pejabat mengatakan kasus itu tidak memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini.

India juga telah melaporkan dua kasus pertama varian Omicron. Para pejabat mengatakan salah satu dari mereka  seorang warga negara Afrika Selatan berusia 66 tahun  telah melakukan perjalanan dari negara itu dan telah meninggalkan India, sedangkan yang kedua  seorang dokter berusia 46 tahun di Kota Bengaluru di India selatan,tidak memiliki riwayat perjalanan. .

Gelombang kedua infeksi Covid membuat sistem perawatan kesehatan negara itu bertekuk lutut pada bulan April dan Mei tahun ini, dengan rumah sakit kehabisan tempat tidur, oksigen, dan obat-obatan.

Munculnya varian baru datang ketika negara-negara Eropa sudah bergulat dengan lonjakan infeksi.

Pada hari Kamis (2/12/2021),Jerman mengumumkan pembatasan besar pada yang tidak divaksinasi, menyatakan bahwa hanya mereka yang diinokulasi atau yang baru saja pulih dari virus yang akan diizinkan di restoran, bioskop, dan banyak toko.

Kanselir Angela Merkel juga mengatakan vaksinasi bisa menjadi wajib pada Februari. Tetangga Austria mengumumkan jab wajib bagi penduduk mulai 1 Februari, sementara negara-negara termasuk Belgia dan Belanda telah membawa kembali atau memperketat tindakan yang bertujuan untuk mengatasi penyebaran kasus.

Pejabat kesehatan di Inggris sedang bekerja untuk mempercepat peluncuran suntikan booster. Pemerintah telah membeli 114 juta lebih dosis suntikan Pfizer dan Moderna dan telah mengumumkan bahwa semua orang dewasa akan ditawarkan booster pada akhir Januari.***

Halaman :
Penulis : Suarariau.co
Editor : Imelda Vinolia
Kategori : Internasional