PHR Gandeng BRGM, Jadikan Serat Nanas Bernilai Ekonomis

  Oleh : Suara Riau
   : info@suarariau.co
  2022-11-22 17:23:23 WIB
Beberapa peserta pelatihan tengah berlatih mengolah serat nanas menjadi bahan tenun. Pelatihan diselenggarakan oleh PHR dan BRGM.(FOTO/PHR.dok) Beberapa peserta pelatihan tengah berlatih mengolah serat nanas menjadi bahan tenun. Pelatihan diselenggarakan oleh PHR dan BRGM.(FOTO/PHR.dok)

SuaraRiau.co -PEKANBARU,– PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bersama mitranya, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) memberikan pelatihan pengelolaan serat nanas menjadi bahan tenun untuk masyarakat Kabupaten Rokan Hilir, Siak dan Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Pelatihan dilaksanakan di Rumah Belajar Inovatif Desa Sintong selama 3 hari sejak Sabtu hingga Senin 19-21 November 2022.
 
Kegiatan yang menyasar kelompok masyarakat di Desa Mandiri Peduli Gambut dan Mangrove itu bertujuan untuk meningkatkan kompetensi warga binaan agar mampu mandiri secara ekonomi dan memiliki daya saing.
 
Wilayah 3 kabupaten itu merupakan salah satu penghasil nanas. Melalui pelatihan ini, sisa serat nanas yang biasanya tidak termanfaatkan, kini sudah bisa dikelola menjadi bahan kain tenun sejak warga mendapatkan pelatihan tersebut. 
 
Sr Analyst Social Perfomance PHR, Delly Paramita mengatakan, bahwa program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) ini bertujuan guna meningkatkan kompetensi warga di wilayah gambut dan mangrove.
 

Para peserta pelatihan saat foto bersama dengan PHR dan BRGM usai kegiatan peningkatan kompetensi dalam pengelolaan serat nanas menjadi bahan tenun. (FOTO/PHR.dok)

"Peningkatan kesejahteraan ekonomi melalui pemberdayaan merupakan salah satu fokus utama program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PHR. Program yang kami kembangkan selalu berangkat dari potensi yang dimiliki oleh masyarakat,” kata Delly.
 
PHR berkeyakinan bahwa kegiatan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove membutuhkan partisipasi masyarakat di tingkat tapak. Salah satunya keterlibatan dalam peningkatan kapasitas dalam mengembangkan potensi alam dari ekosistem tersebut. 
 
M Hasbi, salah satu pendamping pelatihan mengatakan, bahwa para peserta pelatihan ini sangat antusias dalam mengikuti program yang didukung oleh Pertamina Hulu Rokan dan BRGM.
 
Di Riau, khususnya di wilayah Kabupaten Rokan Hilir, Bengkalis dan Siak dikenal dengan potensi nanasnya yang berlimpah. Jika dikelola dengan maksimal, daun Nanas memiliki potensi dan bernilai ekonomis. 
 
Untuk itu, PHR bersama BRGM memandang pentingnya peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dalam mengelola limbah daun Nanas menjadi serat berkualitas yang layak dijadikan tekstil dan memiliki nilai jual. 
 
Program TJSL PHR ini merupakan salah satu upaya revitalisasi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang berada di ekosistem gambut dan mangrove melalui peningkatan kapasitas dan pendampingan kelompok masyarakat. 
 
Hasil pelatihan tenun dari serat nanas ini juga akan ikut dipamerkan dalam Pameran Nasional pada Minggu ini di Jakarta.****

Halaman :
Penulis : Suara Riau
Editor : Imelda Vinolia
Kategori : Advertorial